Untuk
mengganti penggunaan software berbayar yang harganya selangit, ternyata
tak perlu menggunakan software bajakan. Ada alternatif lain yang lebih
aman dan terjangkau.
Saat ini masih banyak
sekolah-sekolah yang menggunakan software bajakan untuk kegiatan belajar
mengajar. Selain itu, banyak juga mahasiswa yang menggunakan software
bajakan. Memang tidak semua mahasiswa menggunakan software bajakan
melainkan menggunakan software asli.
Risiko software bajakan
Keuntungan yang kita
dapatkan dengan menggunakan software bajakan adalah harganya yang jauh
lebih murah dibandingkan dengan harga software aslinya. Hanya dengan
merogoh kocek sebesar Rp5.000 – Rp10.000, kita sudah dapat memiliki
software bajakan dan dapat digunakan lebih dari satu komputer.
Sedangkan, harga pasaran untuk sebuah software asli jauh lebih mahal,
yakni berkisar antara Rp1000.000 – Rp1.500.000. yang hanya mendapatkan
satu lisensi yang digunakan untuk satu komputer saja.
Namun, dibalik
keuntungan dari sisi harga tersebut, ada beberapa kerugian dari
penggunaan software bajakan. Yang pertama, kemampuan software bajakan
tidak selengkap berbayar. Karena software bajakan tidak dilengkapi
dengan feature update dari pengembang software. Jika kita ingin
melakukan update, maka software kita akan terlacak sebagai software
bajakan sehingga tidak dapat melakukan update. Karena tidak ter-update
dengan baik, sudah dipastikan software bajakan memiliki banyak bug atau celah keamanan yang akan mempengaruhi kinerja komputer.
Kerugian kedua adalah
kita akan beresiko dengan para pengeak hukum, apalgi jika tertangkap
menggunakan software bajakan untuk menjalankan usaha.
Kerugian terakhir
menggunakan software bajakan adalah komputer kita akan sangat rentan
terhadap kedatangan virus. Sebab, kebanyakan software bajakan yang
beredar telah disisipi virus. Saat meng-install software bajakan ke
komputer, berarti kita telah membuka pintu bagi virus untuk menyerang
sistem, bahkan hardware komputer kita.
Open Source Sebagai alternatif
Alternatif lain yang
lebih baik untuk menghindari penggunaan software bajakan, yakni dengan
menggunakan software open source. Selain tidak perlu mengeluarkan uang,
alternatif ini juga relatif aman. Jika kita membutuhkan sistem operasi,
kita dapat menggunakan sistem operasi open source Linux yang serba free. Free disini memiliki dua arti, yang pertama berarti bebas dan yang kedua berarti gratis.
Linux adalah perangkat lunak yang memiliki source code terbuka
(open source) dan menggunakan lisensi yang bebas, yakni GPL (General
Public License). Lisensi ini berarti setiap orang memiliki hak utuk
memperbanyak, melihat kode sumbernya (source kode), memodifikasi atau
biasa yang disebut “remastering”, bahkan mendistribusikannya kembali.
Saat ini, banyak
aplikasi Linux yang memliki fungsi dan kemampuan hampir sama dengan
aplikasi yang ada di software berbayar. Misalnya, kalau biasanya kita
menggunakan Adobe dan Corel untuk aplikasi pengolah gambar, dengan
sistem operasi Linux kita bisa menggunakan gimp. Selain gratis, feature
yang ditawarkan Gimp tidak kalh dengan yang ditawarkan aplikasi pengolah
gambar berbayar lainnya.
Apakah hanya itu?
Tentu saja tidak. Untuk aplikasi pengolah kata atau worldprocessor,
Linux menawarkan Open office dan Libre Office. Untuk pemutar musik,
Linux memiliki Amarok, Rhytmbox, Banshee, dan aplikasi lainnya. Tak
hanya itu, Linux juga menyediakan aplikasi software center yang
merupakan salah satu aplikasi yang sangat memudahkan penggunaan untuk
mencari dan menemukan berbagai macam aplikasi yang menjadi kebutuhan
kita di sistem operasi Linux